Ada beberapa tujuan pendidikan sesuai petunjuk Al-quran.
1.
QS. Adz-Dzariyat: 56
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Ayat di atas menggunakan bentuk
persona pertama (Aku). Ini bukan saja bertujuan menekankan pesan yang di
kandungnya tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah
tidak melibatkan malaikat atau sebab-sebab lainnya. Di sini penekanannya adalah
beribadah kepada-Nya semata-mata, maka redaksi yang digunakan berbentuk tunggal
dan tertuju kepada-Nya semata-mata tanpa memheri kesan adanya keterlibatan
selain Allah S WT. Didahulukannya penyebutan kata al jin/jin dari kata
al-ins/manusia karena jin lebih dahulu diciptakan Allah dari pada manusia.
- Kaitannya dengan tujuan pendidikan itu sendiri dapat kita pahami sebagai berikut: kemantapan makna penghambaan diri kepada Allah dalam hati setiap insan. Tidak ada dalam wujud ini kecuali satu Tuhan dan selain-Nya adalah hamba-hamba-Nya. Kedua, Mengarah kepada Allah dengan setiap gerak pada nurani, pada setiap anggota badan dan setiap gerak dalam hidup. Semuanya mengarah hanya kepada Allah secara tulus. Dengan demikian, terlaksanalah makna ibadah.
QS. Ali Imran: 138-139
”(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.
Pada ayat 138 dalam surah Ali Imran ini mengandung
pesan-pesan yang sangat jelas, bahwa al-Qur’an secara keseluruhan adalah
penerangan yang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian serta keraguan
bagi manusia, atau dengan kata lain ayat ini memberikan informasi tentang
keutamaan al-Qur'an yang mengungkap adanya hukum-hukum yang mengatur kehidupan
masyarakat. Kitab tersebut berfungsi mengubah masyarakat dan mengeluarkan
anggotanya dari kegelapan menuju terang benderang dari kehidupan negative
menuju kehidupan positif. Al-Qur'an memang adalah penerangan bagi seluruh
manusia, petunjuk, serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.Pernyataan
Allah ini adalah penjelasan bagi manusia, juga mengandung makna bahwa Allah
tidak menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi tersebut. Dia tidak
menyiksa manusia secara mendadak, karena ini adalah petunjuk, lagi
peringatan.Pada ayat 139 ini membicarakan tentang kelompok pada perang uhud.
Pada perang uhud mereka tidak meraih kemenangan bahkan menderita luka dan
poembunuhan, dan dalam perang badar mereka dengan gemilang meraih kemenangan
dan berhasil melawan dan membunuh sekian banyak lawan mereka, maka itu
merupakan bagian dari sunnatullah. Namun demikian, apa yang mereka alami dalam
perang uhud tidak perlu menjadikan mereka berputus asa. Karena itu, janganlah
kamu melemah menghadapi musuhmu dan musuh Allah, kuatkan jasmanimu dan
janganlah (pula) kamu bersedih akibat dari apa yang kamu alami dalam perang
uhud, atau peristiwa lain yang seupa, kuatkanlah mentalmu. Mengapa kamu lemah
atau bersedih padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) di
sisi Allah, di dunia dan di akherat. Di dunia kamu memperjuangkan agama Allah
itulah sebuah kebenaran, di akherat kamu mendapatkan surga Allah. Ini jika kamu
orang-orang mukmin, yakni benar-benar keimanan telah mantap dalam hatimu.Bila
kita kaitkan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat kita ketahui
sebagai berikut
- Mewujudkan bimbingan pada manusia agar tidak binasa dengan hukum- hukum alam
- Mewujudkan kebahagiaan pada hambanya
- Menjadikan manusia yang intelek dan mempunyai derajat yang tinggi
QS. Hud: 61
”Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk
menguasai dan memakmurkan dunia.
Setelah selesai kisah Ad kini giliran kisah suku Tsamud.
Tsamud juga merupakan satu suku terbesar yang telah punah. Mereka adalah
keturunan Tsamud Ibnu Jatsar, Ibnu Iram Ibnu Sam, Ibnu Nuh. Dengan demikian
silsilah keturunan mereka bertemu dengan Ad pada kakek yang sama yaitu Imran.Kaum
Tsamud pada mulanya menarik pelajaran berharga dari pengalaman buruk kaum Ad,
karena itu mereka beriman kepada Allah SWT. Pada masa itulah, merekapun
berhasil membangun peradaban yang cukup megah, tetapi keberhasilan itu
menjadikan mereka lengah sehingga mereka kembali menyembah berhala serupa
dengan berhala yang disembah kaum Ad. Ketika itulah Allah mengutus Nabi Shaleh
as mengingatkan mereka agar tidak mempersekutukan Allah tetapi tuntunan dan
peringatan beliau tidak disambut baik oleh mayoritas kaum Tsamud.Ayat ini
mengandung perintah yang jelas kepada manusia --langsung maupun tidak
langsung-- untuk membangun bumi dalam kedudukannya sebagai khalifah, sekaligus
menjadi alasan mengapa manusia harus menyembah Allah SWT semata-mata.
- Kaitannya dengan tujuan pendidikan sebagai berikut:
- Mewujudkan seorang hamba yang shaleh
- Mewujudkan akan keesaan Tuhan
- Mewujudkan manusia yang ahli do’a
- Menunjukkan akan luasnya ilmu Tuhan
4.
QS. Al-Fath: 29
”Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”.
[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan
dan kesucian hati mereka.
Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat dan sikap Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut beliau. Allah berfirman: Nabi Muhammad
adalah utusan Allah yang diutusnya membawa rahmat bagi seluruh alam dan
orang-orang yang bersama dengannya yakni sahabat-sahabat Nabi serta
pengikut-pengikut setia beliau adalah orang-orang yang bersikap keras yakni
tegas tidak berbasa-basi yang mengorbankan akidahnya terhadap orang-orang
kafir. Walau mereka memiliki sikap tegas itu namun mereka berkasih sayang antar
sesama mereka. Mereka juga ruku' dan sujud dengan tulus ikhlas karena Allah,
senantiasa mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya yang agung.. demikian itulah
sifat-sifat yang agung dan luhur serta tinggi. Demikian itulah keadaan orang
mukmin pengikut Nabi Muhammad SAW. Allah menjanjikan untuk orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh di antara mereka yang bersama
Nabi serta siapapun yang mengikuti cara hidup mereka dapat mencapai
kesempurnaan atau luput dari kesalahan atau dosa.Kalimat asyidda'u 'ala
al-kuffar sering kali dijadikan oleh sementara orang sebagai bukti keharusan
bersikap keras terhadap non muslim. Kalaupun dipahami sebagai sikap keras, maka
itu dalam konteks peperangan dan penegakan sanksi hukum yang dibenarkan agama.
Ini serupa dengan firman-Nya
"… dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akherat ....." (QS. 24:2)
Dari hal diatas dapat kita ketahui makna yang terkandung dari
ayat diatas sebagai berikut:
- Mewujudkan rasa hormat dan rasa kasih saying sesama manusia
- Mewujudkan seorang hamba yang ahli sujud dan taubat
- Mewujudkan manusia yang selalu menyenangkan orang lain
5.
QS. Al-Haj: 41
”(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.
Ayat ini menerangkan tentang keadaan orang-orang yang
diberikan kemenangan dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi; yakni
Kami berikan mereka kekuasaan mengelola satu wilayah dalam keadaan mereka yang
merdeka niscaya mereka melaksanakan shalat secara sempurna rukun, syarat, dan
sunnah-sunnahnya dan mereka juga menunaikan zakat sesuai kadarnya. Serta mereka
menyuruh anggota masyarakatnya agar berbuat yang ma'ruf serta mencegah dari
yang munkar.Ayat di atas mencerminkan sekelumit dari ciri-ciri masyarakat yang
diidamkan Islam, kapan dan di manapun, dan yang telah terbukti dalam sejarah
melalui masyarakat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.Al-Qur'an
mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam firman-Nya dalam surah Ali Imran, ayat
104 yang berbunyi:
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Kaitannya dengan tujuan pendidikan sebagai berikut:
- Mewujudkan seorang yang selalu menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran
- Mewujudkan manusia yang selalu bertawaqqal pada Allah.
Copas dari blog : http://ilmutuhan.blogspot.com/2009/05/ujian-tengah-semester-i-pprogram-pasca.html
(semoga Allah memberkati orang yang menulis dan menyebarkan dakwah ini)
Posting Komentar
Posting Komentar